Selasa, 08 Maret 2011

Laporan Praktikum Struktur Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
STRUKTUR TANAH

Nama : AHMAD MUHLISIN
NIM : 105040204111005
Selasa, 09.15
Assisten : NITA

         









UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2010



I.                   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
  Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat  di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.
     Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.
1.2  Tujuan
-          Untuk memahami tentang pembentukan struktur tanah
-          Mengetahui cara membedakan mantap tidaknya struktur tanah
-          Mngerti dan memahami definisi struktur tanah











II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Jurnal  struktur tanah
Ø Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Dalam tinjauan edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri.(Kajian Struktur Tanah Lapis Olah). Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur tanah merupakan susunan dari partikel-partikel tanah yang membentuk agregat.
Ø Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi). Pembentukan agregat tanah melalui proses penjonjotan yang dilanjutkan dengan agregasi dengan atau tanpa diikuti proses sementasi (Baver et al., 1972; Notohadiprawiro, 1996). Di dalam suspensi, partikel-partikel primer yang mempunyai potensial elektrokinetik (zeta) tinggi akan saling tolak menolak. Ketika energi potensial turun, tumbukan antar partikel ini melemah sehingga menghasilkan antar partikel primer saling berdekatan dan terbentuklahjonjot. Jonjot ini akan tetap stabil sepanjang kehadiran agensia flokulasi. Menurut Baver et al. (1972) flokulasi dapat juga terjadi sebagai hasil dari atraksi elektrostatik antara ujung muatan positif lempung yang satu dengan permukaan negatif lempung yang lain, sehingga terbentuk ukuran yang jauh lebih besar, yang akhirnya mengendap sebagai hasil gaya gravitasi atau gaya beratnya sendiri. (Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (2) (2002)).






2.2  Bentuk-bentuk struktur tanah dan sifat penciriannya
Ø Remah
Merupakan bentuk struktur tanah yang dominan debu dan terletak di horison A, satuan struktur berbentuk membola, partikel-partikel tersusun longgar, berpori banyak; contoh horison tanah permukaan yang kaya bahan organik
Ukuran struktur:
Sangat halus                       : < 1 mm
Halus                                  : 1-2 mm
Sedang                                : 2-5 mm

Ø Granuler
satuan struktur membentuk membola, partikel-partikel tersusun lebih rapat,
berpori lebih sedikit terletak di horizon A; contoh pasir
Ukuran struktur:
Sangat halus                       : <1 mm
Halus                                  : 1-2 mm
Sedang                    : 2-5 mm
Kasar                                  : 5-10 mm
Sangat kasar                       : >10 mm

Ø Gumpal
satuan struktur berbentuk bak-kubus, partikel-partikel tersusun rapat, berpori sedikit terletak di horizon B; contoh horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan beriklim bermusim kemarau tegas, dibedakan menjadi dua:
 • gumpal membulat, kubus bersudut tumpul dan berbidan cembung,berpori   lebih banyak
Ukuran struktur:
Sangat halus                       : < 5mm
Halus                                  : 10 mm
Sedang                    : 10-20 mm
Kasar                                  : 20-50 mm
Sangat                                 : > 50 mm
 • gumpal menyudut, kubus menyudut tajam dan berbidang rata, berpori lebih sedikit
Ukuran struktur:
Sangat halus                       : < 5mm
Halus                                  : 10 mm
Sedang                    : 10-20 mm
Kasar                                  : 20-50 mm
Sangat                                 : > 50 mm


Ø Prismatik
Satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori terbatas, terutama berarah tegak. bidang atas mendatar terletak di horizon B; contoh horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan iklim kering sampai setengah kering.

Ø Tiang
satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori
terbatas, terutama berarah tegak, terletak di horizon E.
Ukuran struktur:
Sangat tipis    : <10 mm
Tipis               : 10-20 mm
Sedang           : 20-50 mm
Tebal              : 50-100 mm
Sangat tebal   : > 100 mm

Ø Lempeng
Satuan struktur bersumbu tegak lebih pendek daripada sumbu datar, berpori terbatas terutama berarah mendatar, terleteak di horizon E dan D; contoh horison tanah di bawah horison permukaan berwarna pucat.
Ukuran struktur:
Sangat tipis    : <1mm
Tipis               : 1-2 mm
Sedang           : 2-5 mm
Tebal              : 5-10 mm
Sangat tebal   : 7-10 mm
(Rahman, susanto, 2005)
2.3  Faktor-fktor yang memengaruhi pembentukan struktur tanah
1.   Bahan organik
Semakin banyak bahan organik yang terdapat pada struktur tanah, semakin mantap kekuatan struktur, seballiknya jika bahan organic yang ada dalam struktur taah sedikit maka kemantapan struktur tanah akan semakin berkurang.
2.   Aktivitas mahluk hidup
Cacaing           : menggemburkan tanah
Sapi                 : memadatkan tanah
Bajak dan pencangkulan yang dapat merusak dan merubah struktur tanah
3.   Tekstur
Semakin tinggi kandungan liat tekstur semakin mantap struktur tanah, sebaliknya semakin rendah kandungan liat tekstur kemantapan akan berkurang.
4.   Sistem perakaran
Mempengaruhi pada pembentukan bidang belah alami pada struktur tanah.
(Anonymous,2009)

2.4  Faktor-faktor yang dipengaruhi struktur tanah
1.   Porositas
Merupakan jumlah pori yang ada dalam struktur tanah, semakin mantap struktur tanah maka porositas juga akan semakin tinggi

2.   Konsistensi
Merupakan kekuatan tanah untuk mempertahankan bentuknya dari kekuatan luar yang dapat mempengaruhi bentuk tanah. Jika struktur tanah mantap maka konsistensi tanah akan baik, begitupula sebaliknya.

3.   Perakaran tanaman
Jika struktur tanah mantap maka akar akan susah menembus tanah, senaliknya bila struktur tanah kurang mantap maka akar mudah menembus tanah

4.   Pergerakan air
Jika struktur tanah mantap maka pergerakan air tidak akan leluasa didalam tanah, sebaliknya bila struktur tanah kurang mantap maka pergerakan air akan lebih mudah.

5.   Pengolahan tanah
Jika struktur tanah mantap maka pengolahannya akan susah, sebaliknya jika struktur tanah kurang mantap maka pengolahannya akan lebih mudah.
(Anonymous,2009)























2.5  Gambar struktur tanah
Gambar literatur
Lempeng                                                         Prismatik






                       Granular                                                           
                                                                                                 Gumpal membulat
Gumpal menyudut                                                      Remah

Tiang


Tiang
 



(Anonymous, 2010)

III.              METODE PRAKTIKUM
3.1  Alat dan Bahan
Alat: - jangka sorong   : untuk mengukur panjang, lebar, dan ketebalan tanah

Bahan : - bongkahan tanah : sebagai objek penelitian

3.2  Cara kerja


ukur panjang, lebar dan ketebalan bongkahan tanah dengan jangka sorong


amati bentuk bongkahan mulai dari sisi dan bentuknya



golongkan menurut jenis strukturnya



mencatat hasil pengamatan
 




membuat laporan hasil praktikum



4.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3  Data hasil pengamatan

Sampel
Panjang
Lebar
Tebal
Jenis struktur
A
10,8 cm
8,6 cm
11,2 cm
Gumpal membulat

3.4  Pembahasan

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Struktur tanah dibagi menjadi 7 macam yaitu struktur tanah remah, granuler, gumpal membulat, gumpal bersudut, prismatic, tiang dan lempeng.
Dari praktikum yang telah dilakukan, sampel tanah yang diambil di Joyo Grand mempunyai struktur gumpal membulat. Hal ini didasarkan pada bentuk tanah yang menggumpal dan tiap sisinya tidak membentuk sudut (tajam) sehingga tanah dikategorikan berstruktur gumpal membulat. Bentuk tanah ini mempunyai daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke dalam tanah.
Struktur gumpal membulat berbentuk seperti kubus atau polihedral dengan permukaan datar dan nampak membulat (tumpul) pada tiap sisi-sisinya. Tanah ini mempunyai partikel-partikel yang tersusun rapat dan berpori sedikit. Pori yang berjumlah sedikit ini dapat dimanfaatkan tanaman sebagai tendon air sebab air bergerak lambat.








3.5  Korelasi antara struktur tanah dengan sifat fisik lainnya
Struktur tanah dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yaitu pada kerapatan partikel, semakin mantap struktur tanah maka partikel penyusunnya juga akan semakin rapat. Konsistensi tanah juga ditentukan oleh seberapa mantap struktur tanah yang ada, misalnya pada jenis struktur remah maka akan sulit mempertahankan bentuknya karena sangat halus, sebaliknya pada struktur lempeng akan sangat kuat mempertahankan bentuknya karena sangat padat. Selain itu warna tanah juga berhubungan dengan struktur pembentuk tanahnya, misalnya pada tipe struktur tanah granuler dan remah, warnanya lebih gelap karena mengandung banyak bahan organik.
(Handayanto, 2009)







3.6  Korelasi antara struktur tanah dalam bidang peranian
Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman menjadi penentu seberapa besar hasil panen yang akan didapat. Tanaman membutuhkan suplay air dan unsure hara yang optimal untuk proses fotosintesis, sedangkan suplay air dan unsure hara yang dibutuhkan itu diambil dari dalam tanah melalui akar. Pengambilan air dan unsure hara ini sangat tergantung oleh tipe struktur tanah yang menjadi tempat tumbuh tanaman tersebut. Jika strukturnya terlalu mantap maka akar akan sulit menembusnya, sebaliknya jika kemantapan strukturnya terlalu lemah maka ketersediaan unsure hara dan air akan sedikit karena tanah tidak dapar mengikat unsure hara dan air dengan kuat, oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang seimbang untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sehingga hasil panen yang didapat akan melimpah.
(Undang Kurnia dkk. 2006)






IV.             KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Ø  Struktur tanah adalah gabungan dari butiran-butiran tanah karena adanya penggumpalan partikel debu, liat dan pasir yang terikat satu sama lain oleh suatu perekat yang berupa bahan-bahan organik, besi, oksida-oksida dll.
Ø  Macam-macam struktur tanah:
§  Lempeng 
§  Prismatik
§  Granular
§  Gumpal membulat
§  Gumpal menyudut
§  Remah
§  Tiang
Ø  Factor –faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah:
§  Bahan organik
§  Aktivitas mahluk hidup
§  Tekstur
§  Sistem perakaran
Ø  Factor –faktor yang dipengaruhi struktur tanah:
§  Porositas
§  Konsistensi
§  Perakaran tanaman
§  Pergerakan air
§  Pengolahan tanah

Saran :
Kalo bisa laporannya di print ketika sudah di acc saja, untuk menghemat biaya pengeprinan












V.                DAFTAR PUSTAKA
Anonymous . 2010. http://google.com , diakses pada tanggal 9 oktober
Anonymous . 2010 http://wikipedia.org , diakses pada tanggal 9 oktober
Anonymous . 2009 . Panduan Praktikum DIT . Tim Dosen . Malang
Ismunandar , S&E. Handayanto. 2009. Dasar Ilmu Tanah. Tim Dosen. Malang
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu tanah. Konisius. Yogyakarta
Undang Kurnia dkk. 2006. Sifat Fisik Tanah & Metode penelitian.Tim Dosen. Bogor

4 komentar:

keboenodie mengatakan...

huanjrit! bisa aje lu sin.
liat w siapa di keboenodie.blogspot.com

keboenodie mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
keboenodie mengatakan...

huanjrit! bsa aje u sin!
cari tau w di
keboenodie.blogspot.com

Anonim mengatakan...

hahahaha...mantap gan...

aku minta ijin ngopi artikel ini gan,,,oke,,

agribisnis 2010 UB..